Makalah Pembuatan Gudeg Makanan khas Yogyakarta



Gudeg Makanan Khas Yogyakarta


A. Latar Belakang

Pada saat ini industri kuliner memang bukan menjadi sektor yang menjanjikan dan menguntungkan, karena disaat pandemic seperti ini tidak banyak orang yang keluar untuk berwisata kuliner. Namun saat pandemic selesai saya yakin bahwa industry kuliner akan membaik, Terutama karena orang orang sudah bosan berada dirumah dan sudah bosan berada di kota tempat tinggal mereka. Maka dari itu saat pandemic telah selesai, mereka akan mulai berwisata dan salah satunya adalah berwisata kuliner

Pada masing masing pulau di indonesia memiliki kuliner khasnya masing-masing dengan citarasa yang berbeda-beda. Dimana citarasa ini tercipta dari bahan dan rempah alami yang digunakan dalam membuat suatu makanan atau minuman yang ada di daerahnya masing-masing. Makanan dan minuman ini yang nantinya akan menjadi ciri khas dari suatu daerah tersebut.

Pada era globalisasi saat ini makanan dan minuman tradisional disetiap daerah terutama pada daerah perkotaan kurang diminati dibandingkan dengan makanan dari budaya asing seperti makan cepat saji atau fast food. Makanan makanan cepat saji atau fast food ini dihargai dengan harga yang lebih mahal di bandingkan dengan makanan tradisional. Dari segi kesehatan, makanan cepat saji atau fast food tidak baik untuk di konsumsi secara terus-menerus yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit membahayakan bagi tubuh. Oleh karena itulah sebaiknya kita mengkonsumsi makanan tradisional karena makanan tradisional menggunakan bahan alami dengan harga yang relative lebih murah disamping itu juga kita menjaga kelestarian makanan tradisional dari masing masing daerah.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah makanan khas tradisional gudeg ?

2. Apa saja jenis-jenis gudeg yang ada ? 3. Apa saja bahan-bahan yang digunakan untuk membuat gudeg ? 4. Apa saja alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat gudeg? 5. Bagaimana cara pembuatan makanan gudeg ?

6. Bagaimana peluang usaha terhadap makanan gudeg ?

C. Tujuan

1. Megetahui sejarah makanan khas tradisional gudeg

2. Mengetahui jenis-jenis gudeg yang ada 3. Mengetahui bahan-bahan untuk membuat gudeg

4. Mengetahuji alat-alat untuk membuat gudeg

5. Mengetahui cara pembuatan makanan Gudeg

6. Mengetahui peluang usaha terhadap makanan gudeg

D. Pembahasan

1. Sejarah Makanan Gudeg

Menurut sejarahnya, seperti dirangkum dari berbagai sumber, gudeg sudah muncul sejak tahun 1500 an. Makanan ini hadir saat pembangunan Kerajaan Mataram di Alas Mentaok. DI wilayah tersebut banyak tertanam pohon nangka yang menghasilkan buah melimpah. Banyaknya buah nangka tersebut membuat masyarakat setempat memutar otak untuk mengolahnya menjadi berbagai macam sajian.

Terutama jenis nangka muda (gori) yang seringnya tak terpakai. Kemudian nangka muda tersebut diolah dengan cara direbus selama beberapa jam hingga teksturnya empuk. Dalam proses memasaknya tersebut nangka diberi tambahan bumbu sederhana seperti bawang putih, bawang merah, kemir, biji ketumbar, lengkuas, daun salam, santan dan tentunya gula aren atau guta jawa. Warna kecokelatan dari gudeg pun dihasilkan oleh gula aren yang meresap ke dalam daging buahnya.

Makanan khas ini awalnya merupakan makanan yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat biasa saja. untuk menyiasatinya masyarakat yang kebanyakan adalah para pekerja, membuat makanan dari nangka muda itu. Hal ini dilakukan agar para pekerja mendapat asupan makanan. Karena jumlah nangka tersebut banyak dimasaklah dalam porsi yang besar. Dalam memasak nangka tersebut para pekerja menggunakan alat pengaduk berupa alat menyerupai dayung perahu. Teknik mengaduk tersebut dalam bahasa Jawa disebut hangudek atau hangudeg, akhirnya dari situlah nama gudeg berasal

Pada tahun 1600-an gudeg semakin populer sebagai salah satu sajian yang dihidangkan untuk tamu kerajaan. Pada saat itu, Raden Mas Cebolang singgah ke padepokan Pangeran Tembayat yang saat ini berada di wilayah Klaten. Di sana Pangeran Tembayat menjamu tamunya yang bernama Ki Anom dengan beragam makanan dan salah satunya adalah gudeg. Semakin populernya gudeg membuatnya menjadi sajian spesial untuk para raja lainnya. Seiring perkembangan zaman, gudeg mulai dikenal oleh masyarakat luas hingga ke luar daerah

Di Yogyakarta terdapat satu sentra wisata gudeg yang populer, tepatnya berada di daerah Wijilan. Kampung gudeg tersebut sengaja dibangun pemerintahan setempat untuk melestarikan makanan bercita rasa manis itu, tepatnya tempat tersebut dibangun pada tahun 1970-an. Bermula dari kampung itulah, kini banyak rumah makan yang menyajikan gudes-Budeg terkenal dengan ciri khasnya masing masing

2. Jenis-jenis gudeg

a. Gudeg basah

Gudeg basah merupakan jenis gudeg yang paling populer dan mudah dijumpai di Jogia. Seperti umumnya gudeg, varian ini terdiri dari gudeg nangka yang disajikan bersama berbagai lauk pelengkap seperti ayam, telur pindang, krecek, lalu disiram sejenis kuah kental berwarna putih kekuningan

Kuah dari areh atau kepala santan bertekstur kental dan sedikit berminyak inilah yang menghasilkan kesan basah pada sajian gudeg. Selain disajikan bersama nasi hangat, gudeg basah biasanya cocok disajikan bersama bubur hangat.

b. Gudeg kering

Kebalikan dari gudeg basah, sesuai namanya, gudeg kering memang disajikan dalam keadaan kering tanpa tambahan areh kental. Selain itu, ciri khas gudeg kering adalah cita rasa manisnya yang kuat dengan tekstur nangka yang lebih kesat.

Sebab, gudeg kering biasanya dimasak dalam waktu yang lebih lama sehingga kuahnya surut dan gulanya meresap hingga ke bagian dalam gudeg. Tekstur kering Inilah yang membuat gudeg jenis ini lebih tahan lama sehingga cocok dibeli sebagai buah tangan.

C. Gudeg manggar

Berbeda dari gudeg dari nangka muda, gudeg manggar merupakan jenis gudeg yang terbuat dari manggar atau bunga pohon kelapa yang masih muda. Cita rasa gudeg manggar juga lebih gurih dan bertekstur akas atau kesat saat disantap

Kini gudeg manggar menjadi salah satu jenis gudeg khas Bantul yang cukup diminati karena keunikannya. Selain disajikan sebagai santapan, gudeg manggar juga sering digunakan sebagai sajian saat acara adat maupun festival di Kota Gudeg

d. Gudeg mercon

Bila umumnya gudeg identik dengan rasa manis yang kuat, gudeg mercon justru terkenal karena rasa pedasnya yang meledak-ledak di lidah. Rasa pedas dan kuat ini berasal dari campuran cabai rawit yang melimpah, bahkan hingga menutupi permukaan gudeg

e. Gudeg ceker Meski berasal dari Solo, gudeg ceker juga cukup populer di Yogyakarta karena rasanya yang gurih titik sesuai dengan namanya gudeg ini menggunakan bahan utama yaitu ceker dan aneka bumbu lainnya sampai ceker empuk.

Selain itu, gudeg ini juga lebih basah dan berkuah sehingga karena disajikan bersama aneh dan sambal krecek. Perpaduan ceker empuk dan aneka bumbu gurih ini bisa menjadi alternatif bagi kamu yang kurang suka sajian bercita rasa manis nan pekat

3. Bahan-bahan membuat gudeg

1 300 gram nangka muda
2. 2 buah tahu
3. 100 gram krecek
4. 500 ml santan kental
5. 1700 ml santan cair
6. 500 gram gula kelapa
7. 3 ruas lengkuas, bagi 5 bagian dan memarkan
8. 3 buah cabai rawit
9. 10 lembar daun salam
10.40 butir bawang merah
11. 20 siung bawang putih
12. 6 sendok makan ketumbar
13. Garam secukupnya
14. Bumbu sambal krecek
15. 40 buah bawang merah
16. 20 siung bawang putih
17. 5 buah cabai merah

4. Alat-alat untuk membuat gudeg

1. Baskom kecil
2. Panci
3. Alat aduk
4. Kompor
5. Pisau

5. Cara pembuatan Gudeg

1. Siapkan wadah untuk mencampur air kelapa 500 cc dengan bumbu halus, campur dan aduk hingga merata kemudian sisihkan.

2. Siapkan pand untuk merebus gudeg, masukkan daun jati ke dalam panci latu masukkan daun salam dan taruh irisan lengkuas diatasnya.

3. Masukkan urut mulai dari potongan nangka, telur rebus kupas, daging ayam kampug. gula merah, serta campuran bumbu halus dengan air kelapa atau cuka

4. Tambahkan lagi air kelapa hingga nangka, telur, dan daging ayam terendam

kemudian tutup rapat panci dan mulai masak sekitar 2 jam menggunakan api sedang.

5. Setelah 2 jam, periksa airnya agar tidak tiris dengan cara angkat dan sisihkan telur dan daging ayamnya terlebih dahulu, masukkan santan kelapa lalu aduk dengan sendok kayu sambil di tekan-tekan potongan nangkanya agar sedikit hancur

6. Masukkan kembali telur dan daging ayamnya, tutup kembali pancinya dan masak selama 3,5 jam. Jangan lupa untuk mengaduk sesekali sampai santannya sisa sedikit. Angkat dan sajikan

7. Gudeg Jogja sehat buatan Anda siap untuk dinikmati

6. Peluang Usaha

Untuk saat ini belum terlalu banya orang yang berjualan gudeg, terutama di luar daerah Yogyakarta. Namun biasanya usaha-usaha yang berjualan gudeg mempunyai nama besar, seperti gudeg Bu Tinah. Kita bisa memulai usaha gudeg tanpa mempunyai nama besar, alias usaha Independent

Kita dapat memulai usaha kecil dengan gerobak-an. Kira-kira anda akan menggunakan sejumlah biaya yang bernilai Rp 5,489,000 yang dialokasikan untuk biaya investasi, serta anggaran alokasi penggunaan biaya tetap senilai Rp 788,500 untuk kebutuhan biaya variabel Rp 9,195,000 dan juga anggaran Rp 9,983,500 untuk total biaya operasional. Dari analisa usaha gudeg ini dapat diasumsikan untuk waktu satu bulan totalnya penerimaan yang di peroleh dari penjualan gudeg sebanyak 30 porsi dalam sehari dengan dibanderol Rp 15.000 per porsi akan mendapatkan rata-rata penjualan gudeg perhari dengan mengantongi uang berjumlah Rp 450,000. Namun bila dihitung dalam waktu satu bulannya usaha gudeg akan mendapatkan hasil Rp 3,516,500. Sehingga dapat dideskripsikan bilamana usaha gudeg sangat menguntungkan dengan harga nilai jual yang terjangkau.

 Thank you for supporting me

Komentar

Postingan Populer